Rabu, 24 April 2013
kronologis soal naskah UN 2013
Kronologis
Keikutsertaan PT Ghalia dalam UN 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya buka suara terkait
dengan proses tender pengadaan naskah soal Ujian Nasional (UN) 2013
sekaligus menjelaskan duduk perkara yang dihadapi PT Ghalia Indonesia
Printing. Kepala Balitbang Kemendikbud, Khairil Anwar Notodiputro,
mengatakan bahwa proses tender pengadaan naskah
soal UN ini dibuat terbuka untuk umum dan perusahaan yang memang merasa
memenuhi kriteria dipersilakan untuk mendaftar melalui e- procurement.
"Jadi semuanya lewat e- procurement. Dan perusahaan mana saja yang
merasa siap dan bisa boleh mendaftar," kata Khairil di Kemendikbud,
Jakarta, Selasa (23/4/2013). Dari proses tender tersebut, ia menyatakan
banyak perusahaan yang berminat. Namun hanya sebanyak 20 perusahaan yang
kemudian memberikan penawaran untuk memenangkan enam paket yang
disediakan oleh pihaknya. "Seleksinya juga bertahap. Dari administrasi,
fisik hingga visitasi. Bisa jadi kelengkapan fisik bagus tapi saat
administrasi sudah gagal maka sama saja tidak akan terpilih," ujar
Khairil. Lebih mahal tapi menang Merujuk pada data yang menunjukkan
bahwa PT Ghalia Indonesia Printing menang padahal harga penawarannya
lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain, Khairil menjelaskan bahwa
pemenang untuk paket 3 yang mengurus 11 provinsi ini dimenangkan oleh
perusahaan yang kebetulan sudah menang di paket lain yaitu PT Jasuindo
Tiga Perkasa dan PT Balebat Dedikasi Prima. Apabila dibandingkan
berdasarkan harga penawaran, kedua perusahaan ini memang menawar lebih
rendah daripada PT Ghalia Indonesia Printing. Namun yang janggal, ada
satu perusahaan lagi yaitu PT Aneka Ilmu yang memberi harga lebih rendah
tapi justru gagal. "Seingat saya perusahaan tersebut sudah gagal saat
administrasi. Ada salah hitung, jadi tidak lanjut. Karena kalau memang
dia lolos terus dari administrasi, fisik dan visitasi maka mungkin aja
dia yang menang," jelas Khairil. Namun berdasarkan data, PT Aneka Ilmu
ini memang tidak lolos di paket 6. Sementara untuk paket 1 hingga paket
5, perusahaan yang ada di Semarang ini lolos semua seleksi. Dengan
demikian seharusnya pada paket 3, perusahaan ini dapat menang dari tiga
perusahaan termasuk PT Ghalia Indonesia Printing yang memberi karena
harga yang ditawarkan sekitar Rp 17 miliar sedangkan tiga perusahaan
lain menawarkan di atas Rp 20 miliar. "Logikanya begini saja. Jika
memang dia seharusnya bisa menang, maka saat masa sanggah perusahaan
tersebut akan protes. Ini sama sekali tidak ada mengajukan sanggah,"
jelas Khairil. PT Ghalia tak paham kontrak? Namun ternyata setelah
berhasil memenangkan kontrak tersebut, PT Ghalia Indonesia Printing sama
sekali tak menjalankan tugasnya dengan baik. Alasan mengenai durasi
kerja yang terlalu sempit pun dibantah oleh Balitbang. Pasalnya, dalam
klausul kontrak yang ditandatangani jelas disebutkan durasi kerja untuk
masing-masing perusahaan. "Tiap perusahaan itu dapat waktu kerja 150
hari untuk paket SMA, SMP dan ujian kesetaraan gelombang kedua," ungkap
Khairil. Durasi kerja tersebut berlaku saat kontrak mulai ditandatangani
pada 15 Maret lalu. Jika melihat kontrak tersebut, maka penyerahan
naskah soal UN kepada percetakan tidak terlambat dan rentang waktu untuk
naskah soal UN SMA/SMK/MA memang sekitar 25 hari kerja. "Nah saya jadi
heran saat perusahaan itu bilang seharusnya 60 hari. Di kontrak jelas
sekali waktunya 150 hari termasuk pengerjaan naskah ujian kesetaraan,"
ujar Khairil. "Jadi ya silakan dibagi saja waktunya karena jadwal ujian
kan memang sudah pasti. Mereka awalnya bilang sanggup tapi ternyata
seperti ini," tandasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar